Selasa, 13 Desember 2011

Kisah Mengharukan Anak Yang Mencoret Mobil Ayahnya (dijamin terharu :D)

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Ina yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Ina demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ina dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ina terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Ina tidak akan melakukannya lagi…. Ina tak mau lagi ayah pukul. Ina tak mau jahat lagi… Ina sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Ina juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Ina. Untuk apa diambil.. Ina janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ina mau makan nanti ?… Bagaimana Ina mau bermain nanti ?… Ina janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Sumber : dikutip dari milis EMBA, dan debritto

Kisah antara Kakak dan Adik

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. ” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas).
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! “Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!
Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…” Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”
Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan
sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Bisakah kita memiliki jiwa besar seperti si adik yang seperti dalam cerita, … tapi bagaimanapun, yang namanya Saudara patut kita jaga dan kita hormati, apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apa arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan sodara dan keluarga kita :)

kisah seorang profesor dan tukang perahu

assalamualaikum wr.wb
gua sekedar mau berbagi cerita aja semoga cerita ini bisa bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya ;)
Kisah Seorang Profesor dan Tukang Perahu
Suatu hari, ada seorang profesor yang akan melakukan penelitian di sebuah hutan besar, dan untuk memasuki hutan itu dia harus menyebrangi sungai yang cukup luas dan dalam.
Di seberang sungai terdapat seorang tukang perahu dan perahunya.
Profesor itu berkata, “Tolong antarkan saya untuk mengelilingi sepanjang sungai ini hingga sampai ke hutan, nanti aku akan membayarmu”
Dengan wajah bahagia tukang perahu tersebut mengantar profesor tersebut mengelilingi sungai.
Di perjalanan, profesor itu bertanya kepada tukang perahu, “apakah kamu tau apa itu ilmu geografi?”
Tukang perahu menjawab “Tuan, saya ini hanya tukang perahu, saya tidak tau apa itu ilmu geografi”
dengan angkuhnya profesor itu menjawab “Sayang sekali, padahal ilmu itu sangat penting buat manusia, jika kamu tidak tau ilmu itu sama saja kamu kehilangan 25% hidupmu.”
Mendengar perkataan itu tukang perahu sedikit tertunduk malu dan terus mengayuh perahunya.
Beberapa saat kemudian, profesor tersebut kembali bertanya, “Apakah kamu tau apa itu ilmu botani?”
Dengan pelan tukang perahu menjawab “Tuan, ilmu geografi saja saya tidak tau, apalagi ilmu botani”
Profesor menjawab “Sayang sekali, kalau kamu tidak tau ilmu itu sama saja kamu kehilangan 50% kehidupanmu”
Kembali mendengar perkataan itu tukang perahu sedikit merasa sakit hati dan kembali mengayuh dayung perahunya.
Sesaat setelah itu profesor kembali bertanya kepada tukang perahu “Apakah kamu tau apakah itu ilmu geologi?”
Kembali dengan tertunduk malu tukang perahu menjawab “tuan, ilmu geografi dan botani saja saya tidak tau apalagi ilmu geologi, saya hanya sekolah sampai kelas 4 SD saya tidak tau tentang hal tersebut”
Profesor dengan sombong dan prihatin menjawab “sayang sekali kamu tidak mengetahui semua itu berarti menurut saya kamu telah kehilangan 75% kehidupan kamu karena tidak mengetahui semua ilmu tersebut”
Mendengar hal itu tukang perahu merasa sakit hati dan tidak konsentrasi dalam mengayuh perahunya dan tiba2 perahu itu menabrak batu besar dan bocor.
Semua air masuk kedalam perahu dan perahu akan tenggelam.
Profesor merasa panik dan tukang perahu tenang2 saja karena bisa berenang.
Kini kebalikannya, tukang perahu bersantai bertanya kepada profesor tersebut “Tuan apakah anda bisa berenang?”
Dengan panik profesor menjawab “saya tidak bisa berenang”
Dengan santai tukang perahu menjawab “sayang sekali tuan, percuma tuan belajar banyak ilmu tetapi anda harus kehilangan 100% persen kehidupan anda karena tidak bisa berenang dan tenggelam disini”
Tukang perahu meninggalkan perahunya yg tenggelam begitu saja bersama profesor yang kehilangan nyawanya dgn sia2.
Terimakasih yg sudah baca ceritanya walau ga nyambung :D
#like dan comment ya :)
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Gombalnya Pemain Dota

Pertama kali kumelihatmu, tubuhku terasa diam membatu seakan terkena ulti medusa, tubuhku terasa diam berdetak terkena heart stopper aura necrolyte dan Saat melihat senyumanmu, waktu seakan berhenti terkena cronous void.
Ingin rasanya aku terbang ke tempatmu dan membuat api cinta untukku menggunakan fire fly batrider.

Dengan menggunakan track gondar, aku slalu mengikuti jejak langkahmu kemanapun engkau pergi. Sejak saat itu, hatiku bergetar seperti terkena epicenter sand king dan mulutku pun membisu seperti tersilent oleh silencer.

Tahukah kamu, saat kamu berjalan di taman aku slalu memperhatikanmu layaknya rooftelent.. ingin ku melompat ke arah mu dan mendekap erat dirimu seperti slark namun kamu slalu menghilang seperti clink.

Tak pernah lelah kaki ini mengejar dirimu, seperti charge barathum. Dalam setiap hembusan nafasku aku slalu mencium aroma tubuhmu layaknya stygwyr thrist bekerja pada tubuhku.

Saat ini, inginku lepaskan panah asmara mirana tepat di jantung hatimu dan membuatmu terpaku saat kuucapkan ”aku cinta kamu” namun, saat kau tolak cintaku dengan alasan sudah ada yang memiliki tubuhku terasa meledak seakan aku melepaskan echo earthshaker. Gadis, duniaku dan duniamu seakan dibatasi oleh icewall invoker.

Ingin kutukar tempatku dengan pacarmu dengan swap dan akan kujaga dirimu walau harus menukar nyawa lewat sunder nya terorblade, namun kutau hatimu telah sedingin frostbite.
Lebih baik ku tersambar petir zeus atau meledakkan diriku dengan sucide daripada mendengar kau sudah dimiliki oleh orang lain.

dongkol gak kalo berkunjung ke rumah orang kaya ditanya begini? :D

p: pembantu
A : ane

P: Mau minum apa .. jus buah, soda, teh, coklat, cappuccino, frapuccino, atau kopi?

A: Teh saja, makasih.

P: Tehnya teh ceylon, teh india, teh herbal, teh alang-alang, teh alang-alang madu, atau teh hijau?

A: Teh Ceylon.

P: The ceylonnya pake es atau hangat?

A: Pakai es aja.

P: Esnya mau es batu, diserut kasar, diserut salju atau dihancurkan acak?

A: Oh, nggak usah repot-repot, es batu saja.

P: Es batunya mau yang bentuk kubus, pipih, bulat, atau bentuk hati?

A: Bentuk hati boleh.

P: Baik, Anda mau tehnya hitam atau putih?

A: putih.

P: Dengan susu, atau krim segar?

A: Dengan susu.

P: Susu kambing, atau susu sapi?

A: Dengan susu sapi dooong!

P: Sapi Selandia Baru atau sapi Afrika?

A: Kalo gitu nggak jadi putih, hitam saja deh.

P: Mau pakai pemanisnya dengan gula atau madu?

A: Dengan gula.

P: Gula bit atau gula tebu?

A: Gula tebu.

P: Gula tebunya putih, coklat atau kuning?

A: Lupakan tehnya, Beri saya segelas air saja.

P: Air mineral, air rebus atau air suling?

A: Air mineral.

P: Dingin atau biasa?

A: Yang dingin aja.

P: Minus 5, 10, 20, 30 derajat apa berapa?

A: aku pulang aja ah. Misi mbak. -,-

Gamer’s SEJATI

fakta cowok gamer’s…..

KENAPA PARA GAMERS JARANG DI LIRIK CEWEK?

Kenapa sih kebanyakan cewek saat tau kita ini gamerss langsung pada kaburr??? ckckck
… … …
Oke lah kita emank gak kayak AMOR yang bisa kebut – kebutan dan balapan

Kita juga ga kya anak band yang pintar maen alat musik

( tapi saya kira banyak anak gamers yang bisa, cuman lebih memilih dunia game)

Tapi tau ga, dari survei yang membuktikan, sebagian besar gamers itu orangnya SETIA!!!

soalnya mereka pasti tiap hari kerjaannya di net, jarang jalan, kalo jalan pasti ama anak2 net

nah karena mereka jarang jalan pasti jarang ketemu ama cewe”!!!, pastinya kan mereka cuman setia ama pacar mereka masing2

Tapi ada yang bertanya, “tapi pasti tiap hari ketemu ama cewek terus di kampus, pacaran 1 kampus saya jamin cepat BOSAN, tiap hari liat mukanya terus mau ganteng kya apa mau cantiknya kya miyabi tetep aja bosen tiap hari di liat terus”

Ada beberapa alasan cewek kenapa gak terlalu suka dengan cowo gamers :

1. Mereka bilang gamers pasti lebih mentingin dunia gamenya daripada si cewek tersebut alias nyuekin ceweknya

2. Ngabisin duit aja maen game terus

3. Rata” gamers di anggap COPO!!!

4. Jarang mandi karena keranjingan naikin level

5. Rata2 perokok jadi membuat ruangan jadi penuh asap

6. Tidak memperhatikan dunia luar jadi terisolasi gitu

7. Rata” gamers sring pada cabut alias BOLOS

8. Takut di saingin sama game Online

tidak semua alasan yang d sebutin itu bener, ada beberapa yg salah

pendapat ku:

1. itu semua tergantung pribadi dari masing2 gamer, jadi g smwnya ky gt

2. selama itu g pake uang si cewek, LOSS ae, wkakawkwakawk (bercanda)

3. tapi g semua, contohnya yg bwt note ini, (intinya liat orangnya dulu), hahahaa

4. yang ini bener

5. rata2 kan? bukan semua? alhamdulillah gua enggak :)

6. g selamanya d depan komputer trus lah, bisa buta mata ini, :p

7. g semuanya kan?, DON’T JUDGE THE BOOK BY IT’S COVER dear

(ya meskipun yg bikin note dlo nya sering bolos, tp sekarang udah tobat ye :p )hahahahaa

8. haduu, jangan punya pemikiran seperti itu, bakal d tinggal game itu demi si cewek (meskipun susah)

sifat asli GAMER (kebanyakan)

1. jgn pernah remehin gamer karena kita gk akan pernah selingkuh, selingkuhan kita cuma game aja jadi gk ada yang namanya selingkuh sama cewek lain

2. gamer itu punya hati yang lebih daripada cowok2 yang laen, kita bakal ngejagain kalian(para cewek) layaknya kita lagi PVP sama orang di game

3. kita juga manusia kok masih butuh cinta dan perhatian, justru kita lebih seneng klo ada moment kita lagi maen game sambil di temenin pasangan, ( Walaupun kadang2 pasanganya klo ikut kita cuekin hehehe)

FAKTA KALO JARANG ADA GAMERS YANG SELINGKUH

saya disini cuman mau nulis fakta2 yang hampir semua gamers rasain , yang benar adanya kalo gamers itu rata2 setia , yatoh yatoh???

*. Jarang Ada Gamers yang selingkuh , gmn mau selingkuh???ke mall aja jarang , tiap hari kerjanya duduk di net ngeliatin komputer bareng ama gamers2 laen , ya gak???

*. Punya pacar 1 aja bagi gamers udah ribet , dikit2 sms dikit2 sms , apalagi kalo udah ngegame tuh di tinggal ngebalas sms dari pacar aja bisa2 char udah mati di hajar char laen , apalagi punya pacar lebih dari satu??? gak bakalan ada kesempatan buat ngkill musuh , yang ada di kill molo gara2 smsan trz wakakakaka

*. Gamers itu malas selingkuh coz kalo putus ama ceweknya trz jomblo pasti di CAP HOMO+MAHO dah! ya kan???wkwkkwkw

*.Gamers punya pacar 1 aja mikir tuh pasti kalo jalan ama pacar , “Ancrit2 keluar lagi uang buat beli vocer gara2 jalan ama pacar” pasti gitu dah di otaknya(saya g’ lho) , jadi gak mungkin gamers mau selingkuh2 wkwwkwkwkwk

JADI TOLONG JANGAN PERNAH SURUH KAMI BERHENTI NGEGAME ^^